7 Penyebab Keringat Dingin di Malam Hari yang Perlu Diwaspadai

Waspadai sederet kondisi kesehatan yang menjadi penyebab keringat dingin di malam hari berikut ini.

penyebab keringat dingin di malam hari

Istilah keringat dingin atau dalam dunia medis dikenal dengan sebutan diaforesis mengacu pada munculnya keringat berlebih di malam hari secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Berbeda dari keringat normal pada umumnya, kemunculan keringat dingin tak terkait dengan udara panas atau aktivitas fisik yang dilakukan.

Keringat dingin terutama muncul di telapak tangan, telapak kaki dan ketiak. Bahkan di sekujur tubuh hingga membasahi tempat tidur dan pakaian yang dikenakan. Tak datang sendirian, kehadiran keringat dingin di malam hari kerap disertai pula dengan beragam gejala lainnya seperti kulit menjadi pucat, pusing, kelelahan, mual dan lain sebagainya.

Keringat dingin sendiri bukanlah merupakan penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis tertentu yang mendasarinya. Misal seperti gangguan kecemasan, menopause, hipoglikemia, infeksi bahkan pertanda dari serangan jantung atau kanker.

Berikut sejumlah penyebab keringat dingin di malam hari selengkapnya

1. Gangguan Kecemasan

Kecemasan, rasa gelisah juga takut sangatlah manusiawi dan merupakan bagian dari emosi seseorang. Kendati demikian, bila kecemasan itu dirasa terlalu berlebih dan kerap menghantui setiap saat, maka bisa jadi hal tersebut adalah pertanda dari gangguan kecemasan (anxiety disorder).

Ada banyak jenis ansietas atau gangguan kecemasan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Diantaranya seperti fobia, gangguan panik, gangguan obesesif-kompulsif, gangguan stres pasca trauma, dll. Satu dari sekian banyak gejala gangguan kecemasan ditandai dengan munculnya keringat dingin di malam hari hingga kesulitan tidur.

2. Menopause

Perubahan kadar hormon yang terkait dengan menopause atau perimenopause dapat memicu semburat keringat dingin yang mengucur di malam hari. Sekujur tubuh pun terasa panas, kulit menjadi kemerahan dan detak jantung menjadi berdebar-debar. Kondisi yang disebut dengan hot flashes ini jamak dijumpai pada wanita yang hendak atau telah memasuki menopause.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi yang acap kali dialami oleh para penderita diabetes akibat dari penggunaan suntik insulin atau obat-obatan pemicu produksi insulin yang melebihi dosis sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi terlampau rendah.

Gejala hipoglikemia cukup beragam, beberapa diantaranya yakni keringat dingin, gemetar, bibir kesemutan, pusing, jantung berdebar bahkan dapat menjadi kebingungan dan hilang kesadaran bila tak segera diatasi.

4. Efek Samping Obat-Obatan dan Alkohol

Jenis obat-obatan yang paling sering menjadi penyebab keringat dingin di malam hari adalah obat antidepresan. Golongan obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan depresi dan kecemasan. Sebanyak 8% hingga 20% penggunanya diketahui mengalami gejala keringat dingin di malam hari.

Meski demikian, beberapa jenis obat-obatan lain seperti obat penurun demam (parasetamol & aspirin), antibiotik dan obat hipertensi terkadang juga dapat menyebabkan timbulnya keringat dingin pada sebagian orang yang mengonsumsinya.

Selain obat-obatan, konsumsi minuman beralkohol juga dapat menimbulkan efek samping serupa karena masuknya alkohol ke dalam tubuh dapat meningkatkan detak jantung dan memperlebar pembuluh darah sehingga memicu keringat berlebih.

5. Infeksi

Infeksi TB atau TBC yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis kerap menyebabkan penderitanya mengalami batuk terus-menerus disertai dengan demam, menggigil dan munculnya keringat dingin di malam hari. Beberapa infeksi lainnya, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur juga dapat menyebabkan gejala demam dan keringat dingin di malam hari.

6. Serangan Jantung

Keringat dingin yang disertai dengan napas pendek dan nyeri dada yang menjalar hingga ke tubuh bagian atas (bahu, lengan kiri, punggung & leher) menjadi karakteristik khas dari serangan jantung.

Nyeri dada akibat serangan jantung juga memiliki ciri khas lainnya, yakni tidak akan dipengaruhi oleh posisi tubuh (berdiri, duduk atau berbaring) dan saat menarik atau menghembuskan napas. Jadi, rasa nyeri tidak akan membaik atau tetap demikian adanya meski melakukan kedua hal tersebut.

7. Kanker

Seringnya berkeringat dingin di malam hari bisa jadi merupakan gejala awal kanker. Jenis kanker yang paling erat kaitannya dengan kondisi seperti ini adalah limfoma. Suatu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik.

Selain keringat dingin di malam hari, penderita limfoma juga akan merasakan gejala lain seperti tumbuhnya benjolan di leher, ketiak atau selangkangan, selalu merasa lelah, demam dan menggigil, gatal-gatal di seluruh tubuh, penurunan berat badan, batuk dan gangguan pernapasan serta berbagai gejala lainnya.

Ada kalanya kemunculan keringat dingin di malam hari masih bisa ditolerir. Namun, bila terus terjadi setiap malam dan sangat mengganggu tidur bahkan aktivitas di keesokan harinya, maka segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab pasti dan pengobatan yang tepat.

  • Nivin Todd, Webmd. 2018. 8 Causes of Night Sweats. Diakses April 2019.
  • Danielle Dresden, Medicalnewstoday. 2018. What to do about cold sweats. Diakses April 2019.
  • Rod Brouhard, EMT-P, Verywellhealth. 2018. Causes and Treatment of Cold Sweats. Diakses April 2019.
  • Mayo Clinic Staff, Mayoclinic. 2018. Night sweats. Diakses April 2019.

#