Jangan asal basah, ikuti langkah-langkah cara mencuci tangan yang benar berikut ini.
Mencuci tangan adalah salah satu cara terbaik agar terhindar dari penyakit sekaligus mencegah penyebaran penyakit, termasuk virus corona COVID-19 yang saat ini sedang merebak. Namun demikian, mencuci tangan hanya efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Lantas, bagaimana caranya?
Kapan kita harus mencuci tangan?
Sebelum mengetahui cara mencuci tangan yang benar, ketahui dulu kapan saja kita harus melakukannya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention, CDC), cuci tangan paling penting dilakukan saat:
- Sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama saat mengolah daging mentah.
- Sebelum dan sesudah makan.
- Sebelum dan sesudah bersentuhan dengan orang yang sakit.
- Sebelum dan setelah merawat luka.
- Setelah menggunakan toilet atau kamar mandi.
- Setelah mengganti popok bayi.
- Setelah bersin, batuk atau membuang ingus.
- Sebelum mengonsumsi obat dan menggunakan lensa kontak.
- Setelah menceboki anak atau memandikannya.
- Setelah bersentuhan dengan hewan, pakan ternak atau kotoran hewan.
- Setelah bermain/menyentuh hewan peliharaan, setelah menyentuh makanannya dan setelah membersihkan kotorannya.
- Setelah membuang sampah.
Gunakan cairan pencuci tangan/hand sanitizer yang mengandung kadar alkohol minimal 60% hanya bila kesulitan menemukan air dan sabun. Namun dalam kondisi tangan yang sangat kotor, maka usahakan semaksimal mungkin agar tetap bisa mencuci tangan dengan air juga sabun.
Lantas, bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
Ikuti langkah-langkah berikut sebagai panduan cara mencuci tangan yang benar:
1. Basuh Tangan dengan Air
Langkah pertama, yakni dengan membasuh tangan dengan air. Air dingin ataupun hangat tak jadi masalah, yang terpenting gunakan air mengalir. Biarkan saja keran air tetap terbuka selama membasuh tangan, asal dalam posisi yang tidak terlalu deras.
2. Tuang Sabun ke Telapak Tangan
Tuangkan sabun ke seluruh telapak tangan, sebaiknya gunakan sabun cair daripada sabun batangan. Bisa menggunakan sabun antibakteri atau sabun biasa, keduanya memiliki manfaat yang sama. Jadi, tak perlu terlalu memusingkan perihal kandungan sabun yang dipakai.
Bahkan sejumlah penelitian menyebutkan, bahwasanya penggunaan triclosan – bahan aktif pada gel pembersih tangan atau sabun antibakteri, justru dapat melemahkan imun dan memicu bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.
3. Gosok Setidaknya Selama 20 Detik
Kesalahan yang cukup banyak dilakukan banyak orang adalah dengan langsung membilas tangan yang telah diberi sabun. Maka tinggalkan segera kebiasaan yang satu ini.
Seharusnya, gosok-gosok dulu seluruh bagian tangan, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sel jari dan kuku hingga berbusa, yakni setidaknya selama 20 detik (kira-kira setara dengan menyanyikan dua kali lagu ‘Happy Birthday to You’).
4. Bilas Tangan Hingga Bersih
Langkah penting selanjutnya yang perlu diperhatikan, yakni dengan membilas seluruh bagian tangan dari sisa sabun juga kotoran. Pastikan menggunakan air bersih yang mengalir, bukan dengan air kobokan atau air yang ada di dalam baskom.
5. Keringkan Tangan Sepenuhnya
Setelah dibersihkan dengan air bersih yang mengalir, keringkan tangan sepenuhnya menggunakan tisu atau handuk bersih. Jika menggunakan handuk, pastikan handuk tersebut selalu di ganti dan di cuci bersih secara berkala.
Pilihan terbaik dalam hal ini adalah tisu, sekalipun dibandingkan dengan alat pengering tangan otomatis.
6. Tutup Keran
Langkah terakhir yang menandai selesainya proses mencuci tangan adalah dengan menutup keran air. Tutup dengan tisu, agar kuman tidak menempel pada tangan yang sudah bersih – membuat cuci tangan yang dilakukan menjadi sia-sia. Penggunaan tisu juga diperlukan saat jalan keluar membuka pintu toilet, terlebih saat berada di toilet umum.
Itulah langkah-langkah yang perlu diikuti dan diterapkan sebagai bagian dari cara mencuci tangan yang benar. Jadikan kebiasaan mencuci tangan sebagai bagian dari keseharian dalam menjaga kesehatan. Jangan lupa pula untuk mengajarkan anak-anak sedari dini agar kelak mereka terbiasa dalam menerapkan perilaku hidup sehat.
