Cara Mengatasi Jantung Berdebar dengan Aman

Jantung terasa berdebar-debar bisa menimbulkan rasa cemas dan panik. Ketahui cara aman mengatasinya agar Anda tetap tenang dan sehat.

Ilustrasi jantung berdebar

Nama lain: Palpitasi jantung

Kode ICD-10 : R00.2 – Palpitasi

Apa itu jantung berdebar?

Jantung berdebar atau dalam istilah medis disebut palpitasi, adalah sensasi saat seseorang merasa detak jantungnya menjadi lebih cepat, lebih keras, atau tidak beraturan. Sensasi ini bisa muncul secara tiba-tiba, berlangsung beberapa detik hingga menit, dan dapat terjadi saat beraktivitas atau bahkan ketika sedang beristirahat.

Walaupun sering kali bukan kondisi yang membahayakan, jantung berdebar bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan tertentu, terutama jika terjadi secara terus-menerus atau disertai gejala lain seperti nyeri dada, pusing, atau sesak napas.

Apa penyebab jantung berdebar?

Jantung berdebar bisa disebabkan oleh banyak faktor, baik yang sifatnya ringan maupun yang perlu perhatian medis. Berikut beberapa penyebab yang umum:

  • Stres dan kecemasan: Kondisi emosi yang tidak stabil dapat memicu pelepasan hormon adrenalin, yang mempercepat denyut jantung.
  • Konsumsi kafein berlebih: Kafein dalam kopi, teh, soda, dan minuman energi bisa merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan detak jantung.
  • Kekurangan tidur: Tidur yang tidak cukup memengaruhi keseimbangan sistem saraf dan membuat jantung bekerja lebih keras.
  • Dehidrasi: Kurangnya cairan dalam tubuh bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, yang penting bagi fungsi jantung.
  • Efek samping obat: Beberapa obat seperti dekongestan, bronkodilator, atau obat diet bisa menstimulasi jantung.
  • Gangguan hormon: Hipertiroidisme atau gangguan tiroid lainnya dapat meningkatkan laju metabolisme dan detak jantung.
  • Anemia: Kekurangan sel darah merah membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.
  • Aritmia: Gangguan irama jantung seperti takikardia, fibrilasi atrium, atau PVC (premature ventricular contraction) bisa menyebabkan palpitasi.

Kapan harus khawatir dengan jantung berdebar?

Sensasi jantung berdebar tidak selalu berbahaya. Namun, Anda harus waspada jika:

  • Palpitasi berlangsung lebih dari beberapa menit dan terasa sangat kuat
  • Disertai nyeri dada, sesak napas, atau pusing berat
  • Terjadi saat tidur atau berbaring
  • Terjadi secara berulang atau semakin sering
  • Ada riwayat keluarga dengan penyakit jantung

Jika mengalami kondisi di atas, segera temui dokter atau cari bantuan medis darurat. Deteksi dan pengobatan dini dapat mencegah komplikasi serius.

Bagaimana cara memastikan diagnosis jantung berdebar?

Untuk mengetahui penyebab pasti palpitasi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan medis. Diagnosis biasanya diawali dengan wawancara medis menyeluruh (anamnesis), dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, dan bila perlu pemeriksaan penunjang seperti:

  • EKG (Elektrokardiogram): Untuk merekam aktivitas listrik jantung saat itu juga.
  • Holter monitor: Alat pemantau irama jantung yang dikenakan selama 24-48 jam, cocok jika gejala muncul sesekali.
  • Tes darah: Digunakan untuk menilai fungsi tiroid, kadar elektrolit, hemoglobin, dan gula darah.
  • USG jantung (ekokardiografi): Menilai struktur dan fungsi jantung, mendeteksi kelainan katup atau bilik jantung.
  • Uji stres (treadmill): Mengukur bagaimana jantung merespons selama latihan fisik.

Dengan diagnosis yang tepat, dokter dapat menentukan apakah palpitasi Anda berhubungan dengan gangguan jantung atau hanya respons tubuh terhadap stresor ringan.

Bagaimana cara mengatasi jantung berdebar dengan aman?

Penanganan palpitasi harus disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, berikut adalah beberapa cara aman dan efektif untuk mengurangi atau mencegah jantung berdebar:

1. Latihan pernapasan dan relaksasi

Stres merupakan pemicu umum palpitasi. Latihan pernapasan dalam dan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau mindfulness dapat membantu menurunkan ketegangan saraf dan memperlambat detak jantung.

2. Batasi konsumsi kafein dan alkohol

Kafein dan alkohol bersifat stimulan bagi jantung. Jika Anda sering mengalami palpitasi, pertimbangkan untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi kopi, teh, soda, dan minuman keras.

3. Perbaiki pola tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas (7–8 jam per malam) penting bagi keseimbangan sistem saraf otonom yang mengatur irama jantung.

4. Tetap terhidrasi

Kekurangan cairan dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan memicu jantung berdebar. Minumlah minimal 2 liter air per hari, atau lebih saat cuaca panas atau setelah berolahraga.

5. Kurangi rokok dan obat-obatan stimulan

Nikotin dalam rokok dan zat stimulan seperti pseudoefedrin dapat mempercepat denyut jantung. Hindari penggunaan tanpa resep dokter.

6. Konsumsi makanan kaya magnesium dan kalium

Mineral seperti magnesium dan kalium penting untuk fungsi otot, termasuk otot jantung. Konsumsi makanan seperti:

  • Pisang, alpukat, dan kentang (sumber kalium)
  • Kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau (sumber magnesium)

7. Olahraga teratur

Aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, berenang, atau yoga secara rutin dapat memperbaiki kerja jantung dan mengurangi kecemasan.

Adakah pengobatan rumahan yang bisa membantu?

Beberapa metode alami berikut dapat menjadi pertolongan pertama ketika jantung berdebar:

  • Manuver Valsava: Tarik napas dalam-dalam, tahan napas dan mengejan seolah-olah sedang buang air besar. Cara ini bisa menstimulasi saraf vagus dan memperlambat detak jantung.
  • Bilas wajah dengan air dingin: Suhu dingin merangsang sistem parasimpatis dan membantu menenangkan jantung.
  • Minum air kelapa: Kaya akan elektrolit, terutama kalium, yang membantu menstabilkan detak jantung.
  • Teh herbal: Teh chamomile atau teh peppermint bersifat menenangkan dan dapat membantu mengurangi kecemasan.

Namun, penting diingat bahwa metode ini hanya cocok untuk palpitasi ringan yang tidak disertai gejala bahaya. Jika jantung berdebar berlangsung lebih dari beberapa menit atau disertai keluhan serius, segera cari pertolongan medis.

Kapan harus ke dokter?

Segera ke dokter jika Anda mengalami:

  • Palpitasi yang terjadi berulang atau semakin parah
  • Gejala disertai sesak napas, nyeri dada, atau pingsan
  • Ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, atau gangguan tiroid
  • Palpitasi terjadi saat Anda sedang tidur atau dalam kondisi istirahat

Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti beta-blocker, calcium channel blocker, atau antiaritmia tergantung penyebabnya. Pada kasus tertentu, prosedur seperti ablasi jantung atau pemasangan alat pacu jantung mungkin dibutuhkan.

Bisakah jantung berdebar dicegah?

Pencegahan jantung berdebar melibatkan perubahan gaya hidup sehat dan pengendalian faktor risiko. Berikut tips yang bisa Anda lakukan:

  • Kelola stres dengan baik melalui aktivitas relaksasi
  • Konsumsi makanan seimbang dan hindari makanan olahan berlebihan
  • Hindari rokok, alkohol, dan zat stimulan lainnya
  • Periksakan kesehatan secara berkala, terutama jika memiliki riwayat penyakit jantung

Kesimpulan

Jantung berdebar bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari stres hingga gangguan irama jantung. Dalam banyak kasus, kondisi ini tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup. Namun, jika berulang atau disertai gejala serius, pemeriksaan medis sangat diperlukan.

Mengenali gejala, penyebab, dan cara mengatasi jantung berdebar secara aman adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung Anda.

    • Mayo Clinic. "Heart palpitations." Diakses dari https://www.mayoclinic.org
    • Cleveland Clinic. "Heart Palpitations." Diakses dari https://my.clevelandclinic.org
    • Kumar & Clark. "Clinical Medicine." Elsevier, 2020.
    • National Heart, Lung, and Blood Institute. "What Are Palpitations?" Diakses dari https://www.nhlbi.nih.gov
    • American Heart Association. "Arrhythmia and Palpitations." Diakses dari https://www.heart.org
    • Harvard Health Publishing. "Dealing with palpitations." Diakses dari https://www.health.harvard.edu

#