Cara Menghitung Masa Subur pada Siklus Haid Tak Teratur

Mengetahui masa subur pada wanita dengan siklus haid tak teratur memang lebih sulit, setiap bulan bisa berbeda.

menghitung masa subur pada siklus haid tak teratur

Menghitung masa subur tidaklah sulit pada wanita yang memiliki siklus haid teratur. Namun akan sedikit repot pada siklus menstruasi yang tidak teratur. Pasalnya, kita tidak dapat menghitungnya dengan kalender seperti yang umum digunakan.

Lalu, pakai apa untuk menghitung masa subur pada siklus menstruasi tak teratur?

Masa subur pada wanita terjadi di sekitar waktu ovulasi. Ovulasi itu sendiri merupakan keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) sehingga siap untuk dibuahi. Ketika saat itu ada sperma yang masuk, maka kehamilan dapat terjadi.

Oleh sebab itu, mengetahui waktu subur pada wanita dengan siklus haid tak teratur akan sangat bermanfaat untuk melacak ovulasi sehingga dapat memprediksi waktu terbaik untuk hamil. Tentu bagi mereka yang ingin cepat mendapatkan momongan.

Namun sayangnya, hal ini tidak berlaku sebaliknya. Pencegahan kehamilan tidak dapat dilakukan dengan sistem penghitungan masa subur pada wanita tipe ini.

Untuk mencegah kehamilan sebaiknya menghindari hubungan seksual 5 hari sebelum dan sesudah ovulasi. Sedangkan dengan metode ini hanya diketahui saat terjadinya ovulasi.

Perhitungan masa subur pada siklus haid tak teratur tidak dapat digunakan untuk mencegah kehamilan.

Inilah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengetahui masa subur pada wanita dengan siklus haid tak teratur:

1. Gunakan Kalender

Gunakan kalender untuk merekam data siklus. Semakin lama merekam datanya, pola yang di dapat akan lebih jelas.

Misalnya, mungkin seseorang mendapatkan menstruasi secara teratur setiap 45 hari atau setiap bulan lainnya. Meskipun hal ini tidak dapat diandalkan sebagai penghitungan, namun data ini akan bermanfaat bagi dokter, terutama bagi yang mengalami masalah dengan kesuburan.

2. Pantau Lendir Serviks

Lendir serviks adalah cairan normal berupa lendir yang memang selalu dikeluarkan oleh serviks atau mulut rahaim. Lendir serviks ini berubah sepanjang titik-titik kunci dalam siklus haid, dan bisa dijadikan sebagai indikator ovulasi yang baik.

Setelah darah menstruasi selesai, beberapa hari tidak ada lendir, lalu lendir akan menjadi lebih berlimpah dan lebih basah saat mendekati ovulasi. Selama ovulasi, ini disebut sebagai “lendir putih telur” karena bening, tebal dan elastis seperti putih telur.

Menurut American Pregnancy Association, hari ovulasi ditandai oleh lendir yang “paling jernih, licin, dan paling elastis”.

3. Ukur Suhu Tubuh

Ukur suhu tubuh basal setiap pagi setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktifitas apa pun. Untuk mengukurnya, maka diperlukan termometer suhu tubuh basal digital. Termometer ini dapat menghitung suhu spesifik hingga sepersepuluh derajat atau lebih.

Prinsipnya, suhu tubuh akan meningkat ketika berovulasi. Catat suhu Anda setiap hari dan cari lonjakan yang menunjukkan ovulasi.

Tepat sebelum ovulasi, suhu tubuh basal biasanya turun, dengan peningkatan tajam tepat setelah ovulasi.

  • Pada fase pertama siklus, biasanya suhu tubuh basal (STB) tetap di bawah 98,6 ° F (37 ° C). Paling sering antara 36,4-36,8 ° C karena konsentrasi progesteron yang rendah.
  • Satu hari sebelum ovulasi, puncak kenaikan hormon luteinizing,  dapat disertai dengan penurunan suhu tambahan sebesar 0,2-0,3 ° C.
  • Setelah ovulasi, kadar progesteron mengalami peningkatan tajam (sekitar 10 kali lipat), yang menyebabkan lompatan suhu di atas 98,6 ° F (37 ° C).

Selama fungsi corpus luteum masih memadai, ia akan bertahan pada level ini selama 10–14 hari. Jika sel telur yang dibuahi tidak tertanam dalam rahim, maka kadar progesteron dan suhu tubuh basal akan berkurang sebelum menstruasi.

4. Tes Urine

Tes urine juga dapat dilakukan untuk melihat tanda-tanda ovulasi. Alat tes ovulasi komersial dapat memeriksa hormon yang lebih banyak terdapat dalam urin saat berovulasi.

Alat tes masa subur ini dapat Anda beli di apotek dan mudah digunakan. Pastikan tidak salah beli, karena bentuknya mirip dengan tespek untuk tes kehamilan.

5. Tes darah

Jika memang diperlukan, tes darah dapat dilakukan rutin oleh dokter untuk menentukan saat ovulasi. Dokter dapat menganjurkan tes darah yang akan menilai fungsi dan kadar hormon pada waktu yang berbeda selama siklus haid.

Tes-tes ini dapat membantu menentukan apakah seorang wanita sedang berovulasi dan kapan waktunya. Tentu ini sangat berguna bagi wanita yang menginginkan cepat hamil.

Jadi, menghitung masa subur pada wanita dengan siklus haid tak teratur tetap bisa dilakukan. Meskipun caranya lebih rumit dengan sejumlah kekurangannya.

#