Abses Anus Penyakit Apa?
Abses anus adalah kondisi medis berupa kumpulan nanah yang terbentuk di sekitar anus atau rektum akibat infeksi. Infeksi ini biasanya terjadi pada kelenjar kecil di dalam anus yang tersumbat oleh bakteri. Kondisi ini ditandai dengan rasa nyeri hebat, pembengkakan, dan terkadang demam.
Abses anus lebih sering terjadi pada orang dewasa, namun dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Jika tidak ditangani, abses anus dapat berkembang menjadi fistula ani, yaitu saluran abnormal antara anus dan kulit sekitarnya. Oleh karena itu, diagnosis dan penanganan yang cepat sangat penting.
Nama lain: Abses perianal, Abses anorektal.
Kode ICD-10: K61
Gejala & Tanda
Abses anus sering kali berkembang secara bertahap, dimulai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri ringan di sekitar anus. Seiring waktu, gejala menjadi lebih jelas dan dapat menyebabkan gangguan signifikan pada aktivitas sehari-hari. Beberapa gejala yang umumnya muncul meliputi:
1. Nyeri Hebat di Sekitar Anus
Nyeri adalah gejala utama abses anus. Rasa sakit ini biasanya tajam, konstan, dan semakin parah saat penderita duduk, berjalan, atau buang air besar. Penderita sering kali merasa tidak nyaman bahkan saat beristirahat. Lokasi nyeri dapat berbeda-beda, tergantung pada posisi abses, tetapi umumnya berada di sekitar area anus.
2. Pembengkakan
Abses menyebabkan pembengkakan yang tampak di area anus. Pembengkakan ini sering kali disertai dengan kemerahan dan terasa panas saat disentuh. Ukuran pembengkakan dapat bervariasi, mulai dari kecil hingga cukup besar, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Pembengkakan ini juga dapat menghalangi aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau duduk dengan nyaman.
3. Nanah atau Cairan
Dalam beberapa kasus, abses anus dapat pecah secara spontan, mengeluarkan nanah atau cairan dari area yang terinfeksi. Cairan ini sering kali berwarna kuning atau kehijauan dengan bau yang tidak sedap. Meski tampaknya mengurangi tekanan dan rasa sakit, abses yang pecah tidak berarti infeksi telah sembuh sepenuhnya dan tetap memerlukan perawatan medis.
4. Demam
Jika infeksi cukup parah, tubuh dapat merespons dengan gejala sistemik seperti demam tinggi, menggigil, dan rasa lemah. Demam menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke dalam tubuh, yang dapat menjadi tanda peringatan untuk segera mencari penanganan medis.
5. Perubahan Pola Buang Air Besar
Rasa sakit dan pembengkakan di area anus dapat menyebabkan kesulitan saat buang air besar. Penderita sering kali merasa nyeri saat mengejan, sehingga cenderung menahan keinginan untuk buang air besar. Akibatnya, konstipasi atau sembelit dapat terjadi, memperburuk rasa tidak nyaman. Dalam beberapa kasus, penderita mungkin juga merasa ada dorongan untuk buang air besar tanpa keluarnya tinja.
6. Ketidaknyamanan Umum
Selain gejala spesifik di sekitar anus, penderita abses anus sering melaporkan rasa tidak enak badan secara keseluruhan. Hal ini termasuk kelelahan, nafsu makan menurun, atau perasaan lemas yang disebabkan oleh respon tubuh terhadap infeksi.
Penyebab
Apa penyebab abses anus?
Abses anus terjadi akibat infeksi bakteri pada kelenjar kecil di dalam anus. Beberapa penyebab utama meliputi:
- Infeksi kelenjar anal: Kelenjar kecil di anus dapat tersumbat oleh bakteri, seperti Escherichia coli atau Staphylococcus aureus, yang memicu infeksi dan pembentukan nanah.
- Penyakit radang usus (IBD): Kondisi seperti Crohn’s disease meningkatkan risiko abses anus.
- Infeksi menular seksual: Penyakit seperti gonore atau klamidia dapat memicu infeksi di area anus.
- Trauma atau luka: Luka di area anus, seperti akibat gesekan atau pembedahan sebelumnya, dapat menjadi pintu masuk bakteri.
- Sistem imun lemah: Orang dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita diabetes atau HIV, lebih rentan mengalami infeksi.
Diagnosis
Bagaimana cara memastikan diagnosis abses anus?
Diagnosis abses anus dilakukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Riwayat medis: Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan, riwayat infeksi sebelumnya, atau adanya kondisi medis seperti Crohn’s disease.
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa area anus untuk mendeteksi adanya pembengkakan, kemerahan, atau nanah.
- Pemeriksaan rektal: Dalam beberapa kasus, pemeriksaan rektal dengan jari mungkin dilakukan untuk mengevaluasi kedalaman abses.
- Pemeriksaan pencitraan: Jika abses sulit terdeteksi, ultrasonografi transrektal atau MRI dapat digunakan untuk melihat struktur dalam anus.
Diagnosis yang cepat membantu menentukan pengobatan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengobatan
Bagaimana mengobati abses anus?
Pengobatan abses anus bertujuan untuk mengeluarkan nanah dan mengatasi infeksi. Berikut adalah langkah-langkah pengobatan yang umum dilakukan:
1. Drainase Abses:
Langkah utama dalam pengobatan adalah drainase abses, yaitu prosedur bedah untuk mengeluarkan nanah. Prosedur ini dilakukan dengan anestesi lokal atau umum tergantung pada ukuran dan lokasi abses.
2. Antibiotik:
Setelah drainase, antibiotik mungkin diresepkan untuk mencegah infeksi lebih lanjut, terutama jika pasien memiliki kondisi medis yang melemahkan sistem imun.
3. Perawatan di Rumah:
- Kompres hangat: Kompres area yang terkena dengan kain hangat untuk meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan.
- Mandi sitz: Duduk di dalam air hangat beberapa kali sehari membantu membersihkan area anus dan mengurangi peradangan.
- Pola makan sehat: Konsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan mempermudah buang air besar.
4. Penanganan Fistula Ani:
Jika abses berkembang menjadi fistula ani, prosedur bedah tambahan seperti fistulotomi mungkin diperlukan untuk mengatasi saluran abnormal.
Komplikasi
Abses anus yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:
- Fistula ani: Saluran abnormal yang terbentuk antara anus dan kulit di sekitarnya, sering membutuhkan pembedahan.
- Infeksi menyebar: Infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitarnya, menyebabkan selulitis atau abses yang lebih luas.
- Kerusakan jaringan: Infeksi kronis dapat merusak jaringan di sekitar anus, meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang.
Pencegahan
Bagaimana cara mencegah abses anus?
Beberapa langkah pencegahan dapat membantu mengurangi risiko abses anus:
- Menjaga kebersihan: Bersihkan area anus secara menyeluruh setiap hari, terutama setelah buang air besar.
- Konsumsi makanan tinggi serat: Serat membantu mencegah konstipasi yang dapat menyebabkan trauma pada anus.
- Hindari trauma anus: Gunakan pelumas jika diperlukan untuk menghindari luka di area anus.
- Pengobatan segera untuk infeksi: Segera obati infeksi menular seksual atau penyakit radang usus untuk mencegah komplikasi.