Abses Bartholin Penyakit Apa?
Abses Bartholin adalah kondisi di mana kelenjar Bartholin, yang terletak di kedua sisi pembukaan vagina, mengalami infeksi hingga membentuk kumpulan nanah.
Kelenjar Bartholin berfungsi menghasilkan cairan pelumas yang membantu dalam hubungan seksual. Namun, ketika salurannya tersumbat oleh infeksi bakteri, nanah dapat menumpuk dan menyebabkan pembengkakan yang nyeri, dikenal sebagai abses Bartholin.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita usia reproduktif, biasanya antara 20 hingga 40 tahun, dan jarang ditemukan pada wanita pascamenopause. Meskipun abses Bartholin bukanlah kondisi yang mengancam jiwa, gejalanya yang menyakitkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti duduk, berjalan, atau berhubungan seksual.
Jika tidak diobati, abses Bartholin dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk penyebaran infeksi ke jaringan sekitarnya atau pembentukan kista kronis.
Nama lain: Bartholin’s abscess, Abses kelenjar Bartholin.
Kode ICD-10: N75.1
Gejala & Tanda
Gejala abses Bartholin muncul dengan cepat dan sering kali memburuk dalam beberapa hari. Tanda dan gejala berikut adalah yang paling umum dialami oleh penderita:
1. Pembengkakan di Salah Satu Sisi Vagina
Abses Bartholin biasanya menyebabkan pembengkakan di salah satu sisi pembukaan vagina. Pembengkakan ini sering kali terasa keras, penuh, dan sangat nyeri. Ukurannya dapat bervariasi, mulai dari kecil seperti kacang polong hingga sebesar bola golf pada kasus yang parah.
2. Nyeri Hebat
Nyeri adalah gejala utama yang dialami oleh penderita abses Bartholin. Rasa nyeri ini semakin buruk saat melakukan aktivitas seperti duduk, berjalan, atau berhubungan seksual. Bahkan, rasa sakit dapat mengganggu tidur dan membuat penderita merasa tidak nyaman sepanjang waktu.
3. Kemerahan dan Panas
Area yang terkena abses sering kali tampak kemerahan dan terasa panas saat disentuh. Ini adalah tanda khas dari peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
4. Keluarnya Nanah
Jika abses pecah secara spontan, nanah yang berwarna kuning kehijauan dan berbau tidak sedap dapat keluar dari kelenjar Bartholin. Meskipun ini mungkin memberikan sedikit kelegaan, infeksi tidak akan sembuh sepenuhnya tanpa pengobatan yang tepat.
5. Demam dan Gejala Sistemik
Pada kasus yang parah, abses Bartholin dapat menyebabkan demam, menggigil, kelelahan, dan gejala sistemik lainnya yang menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke jaringan sekitarnya atau masuk ke aliran darah (sepsis).
6. Kesulitan Beraktivitas
Pembengkakan dan nyeri yang hebat sering kali membuat aktivitas sederhana seperti berjalan, duduk, atau memakai pakaian dalam menjadi sangat sulit dan tidak nyaman.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Penyebab
Apa penyebab abses Bartholin?
Abses Bartholin terjadi ketika saluran kelenjar Bartholin tersumbat oleh infeksi bakteri. Penyumbatan ini menyebabkan cairan yang diproduksi oleh kelenjar menumpuk dan menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, sehingga terbentuk nanah. Beberapa penyebab utama abses Bartholin meliputi:
- Escherichia coli (E. coli): Bakteri ini, yang biasanya ditemukan di usus, dapat menyebar ke kelenjar Bartholin melalui kebiasaan kebersihan yang kurang baik.
- Staphylococcus aureus: Infeksi bakteri ini sering menjadi penyebab abses, terutama pada kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi menular seksual (IMS): Bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae (gonore) dan Chlamydia trachomatis (klamidia) adalah penyebab umum abses Bartholin yang terkait dengan aktivitas seksual.
Selain itu, faktor-faktor risiko seperti kebersihan yang buruk, trauma atau cedera pada area genital, sistem imun yang lemah, atau riwayat infeksi sebelumnya juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abses Bartholin.
Diagnosis
Bagaimana cara memastikan diagnosis abses Bartholin?
Diagnosis abses Bartholin biasanya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Riwayat medis: Dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan, seperti nyeri, pembengkakan, dan demam, serta riwayat infeksi sebelumnya atau IMS.
- Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan pada area genital untuk mendeteksi pembengkakan, kemerahan, atau tanda-tanda nanah pada kelenjar Bartholin.
- Pemeriksaan laboratorium: Jika diperlukan, dokter dapat mengambil sampel nanah untuk dianalisis guna mengidentifikasi jenis bakteri penyebab infeksi.
- Pemeriksaan tambahan: Jika abses sering kambuh atau dicurigai ada kondisi lain, seperti tumor atau kista, pemeriksaan ultrasonografi atau MRI dapat dilakukan untuk mengevaluasi struktur kelenjar Bartholin.
Pengobatan
Bagaimana mengobati abses Bartholin?
Pengobatan abses Bartholin bertujuan untuk menghilangkan nanah, mengatasi infeksi, dan mencegah kekambuhan. Berikut adalah metode pengobatan yang umum dilakukan:
1. Drainase Abses
Langkah pertama dalam pengobatan adalah mengeluarkan nanah melalui prosedur drainase. Dokter akan membuat sayatan kecil pada abses untuk mengeluarkan nanah, biasanya dilakukan dengan anestesi lokal.
2. Kateter Word
Setelah drainase, dokter mungkin memasang kateter kecil (kateter Word) untuk menjaga saluran tetap terbuka selama beberapa minggu. Prosedur ini membantu mencegah penumpukan cairan di masa mendatang.
3. Marsupialisasi
Jika abses sering kambuh, prosedur bedah yang disebut marsupialisasi dapat dilakukan. Dokter akan membuat saluran permanen untuk menjaga agar cairan dapat mengalir dengan bebas.
4. Antibiotik
Antibiotik diresepkan jika infeksi menyebar ke jaringan di sekitarnya atau disebabkan oleh bakteri penyebab IMS. Dokter mungkin meresepkan antibiotik spektrum luas untuk mengatasi berbagai jenis bakteri.
5. Perawatan di Rumah
Beberapa langkah berikut dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan:
- Mandi sitz: Duduk di air hangat selama 10–15 menit beberapa kali sehari membantu mengurangi nyeri dan mempercepat drainase abses.
- Kompres hangat: Kompres area yang terkena dengan kain hangat untuk mengurangi pembengkakan.
- Obat pereda nyeri: Ibuprofen atau parasetamol dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Komplikasi
Jika tidak diobati, abses Bartholin dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Sepsis: Infeksi yang menyebar ke aliran darah dapat menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa.
- Kista Bartholin kronis: Penyumbatan yang tidak diatasi dapat berkembang menjadi kista berulang.
- Gangguan aktivitas: Rasa nyeri dan pembengkakan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk hubungan seksual.
Pencegahan
Bagaimana cara mencegah abses Bartholin?
Langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi risiko abses Bartholin:
- Menjaga kebersihan: Cuci area genital dengan air hangat dan sabun lembut setiap hari.
- Gunakan pelumas saat berhubungan seksual: Ini dapat mengurangi risiko trauma pada area genital.
- Pengobatan IMS: Segera obati infeksi menular seksual untuk mencegah komplikasi pada kelenjar Bartholin.
Dengan penanganan yang tepat, Abses Bartholin dapat disembuhkan sepenuhnya tanpa meninggalkan komplikasi serius. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala muncul, serta menjaga kebersihan dan kesehatan area genital untuk mencegah kekambuhan di masa mendatang.