Kenali Ragam Faktor Risiko Penyebab Asam Lambung Naik

Sering mengalami asam lambung naik minimal 2 kali seminggu, hati-hati GERD! Waspadai berbagai faktor penyebab asam lambung naik berikut.

Penyebab asam lambung naik

Penyakit asam lambung (gastroesophageal reflux disease, GERD) pada dasarnya disebabkan oleh melemahnya sfingter esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter, LES).

Dalam kondisi normal, sfingter yang berfungsi layaknya katup ini akan terbuka saat ada makanan maupun minuman yang hendak masuk menuju lambung. Sesudah makanan ataupun minuman tersebut masuk ke lambung, sfingter ini secara otomatis akan tertutup kencang agar isi lambung tak kembali naik ke kerongkongan.

Namun pada penderita GERD, sfingter yang merupakan kumpulan serabut otot berbentuk seperti cincin ini melemah dan tidak bisa menutup dengan benar. Akibatnya, isi lambung berupa makanan dan asam lambung dapat naik ke kerongkongan.

Kondisi ini ditandai dengan timbulnya gejala utama berupa rasa asam di bagian belakang mulut dan sensasi terbakar di dada (heartburn) yang dapat disertai pula dengan keluhan lain, seperti sering sendawa, mual dan muntah, tenggorokan sakit, sulit menelan, bau mulut dan lainnya.

Faktor Apa Saja yang Berperan Sebagai Penyebab Asam Lambung Naik?

1. Hernia hiatus

Hernia hiatus merupakan bentuk kelainan lambung dimana bagian atas lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah di otot diafragma. Melemahnya diafragma menjadi penyebab utama kondisi ini. Hernia hiatus dapat terjadi pada usia berapapun, namun paling sering menyerang orang yang berusia di atas 50 tahun.

2. Gastroparesis

Penyebab asam lambung naik terkait pula dengan gangguan pada otot lambung yang membuat gerakan lambung untuk mendorong makanan masuk ke usus menjadi lebih lambat. Kondisi yang disebut dengan gastroparesis ini dapat memicu tekanan berlebih di dalam lambung sehingga meningkatkan risiko naiknya asam lambung.

Penyebab pasti gastroparesis belum dapat diketahui, namun diduga kuat disebabkan oleh kerusakan saraf vagus, yakni saraf yang berfungsi untuk mengontrol semua proses pada saluran pencernaan, termasuk mengirim sinyal pada otot lambung untuk berkontraksi mendorong masuk makanan ke dalam usus kecil.

3. Merokok

Ada banyak alasan mengapa merokok termasuk penyebab asam lambung naik yang harus diwaspadai. Diantaranya, yakni merokok dapat mengurangi produksi air liur di dalam mulut yang berfungsi menetralkan asam lambung, melemahkan katup esofagus dan pilorus, memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan sekresi asam dan banyak lagi.

4. Konsumsi makanan tertentu

Ada beragam jenis makanan yang berpengaruh terhadap timbulnya penyakit asam lambung. Beberapa diantaranya dapat merangsang produksi asam lambung berlebih dan sebagiannya lagi membuat sfingter esofagus menjadi rileks pada waktu yang salah.

Contoh makanan/minuman yang dapat meningkatkan produksi asam lambung:

  • Minuman berkafein dan berkarbonasi.
  • Makanan pedas.
  • Alkohol.
  • Lada hitam.
  • Buah-buahan asam seperti jeruk, lemon, dll.
  • Tomat dan produk olahannya.

Contoh makanan/minuman yang dapat mengendurkan sfingter esofagus:

  • Makanan berminyak atau yang digoreng.
  • Daging tinggi lemak.
  • Mentega dan margarin.
  • Mayones & saus krim.
  • Cokelat.

5. Pola makan

Kebiasaan sering makan dalam porsi besar dan berbaring setelahnya serta kebiasaan makan malam lantas langsung tidur menjadi faktor risiko lain dari penyebab asam lambung naik. Selain itu, pola makan seperti ini juga turut berkontribusi besar terhadap obesitas yang dapat memperburuk gejala asam lambung.

6. Terapi penggantian hormon

Wanita yang menjalani terapi penggantian hormon memiliki risiko lebih besar menderita penyakit asam lambung. Semakin lama menjalani terapi ini dan semakin tinggi dosis estrogen yang masuk ke dalam tubuh, maka akan semakin tinggi pula risiko mengalami asam lambung naik.

Beberapa faktor risiko lain penyebab asam lambung naik diantaranya, yakni:

  • Menderita penyakit, seperti asma, diabetes, penyakit celiac, penyakit jaringan ikat (rheumatoid arthritis, scleroderma, lupus, dll.)
  • Berat badan berlebih atau obesitas.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (aspirin, ibuprofen, naproxen, dsb.), obat pelemas otot, obat hipertensi, antidepresan, dan sebagainya.
  • Kehamilan.
  • Konsumsi natrium berlebih.
  • Faktor genetik.

Bagaimana Cara Mengobati Penyakit Asam Lambung?

Pengobatan penyakit asam lambung (GERD) dilakukan melalui kombinasi pemberian obat-obatan dan perubahan gaya hidup untuk mencegah kekambuhan.

Obat yang biasa digunakan, seperti antasida untuk menetralkan asam lambung, obat antagonis H2 untuk menurunkan produksi asam lambung dan obat prokinetik untuk mempercepat proses pengosongan lambung.

Sementara itu, perubahan gaya hidup yang perlu diterapkan antara lain:

  • Membatasi konsumsi makanan pemicu, terutama makanan pedas, makanan berminyak, makanan berlemak tinggi, dan minuman berkafein.
  • Makan dalam porsi kecil namun lebih sering.
  • Makan atau mengunyah makanan secara perlahan.
  • Jangan berbaring setelah makan. Tunggu setidaknya 3 jam selepas makan.
  • Jauhi rokok dan minuman beralkohol.
  • Menurunkan berat badan sekaligus menjaganya agar selalu ideal.
  • Tinggikan posisi tubuh dari pinggang ke atas saat tidur.
  • Jangan mengenakan pakaian ketat atau ikat pinggang yang terlalu kencang.

Bila konsumsi obat-obatan dan perubahan gaya hidup tidak dapat membantu atau penderitanya sudah mengalami komplikasi atau ingin menghindari penggunaan obat-obatan jangka panjang, maka dapat melakukan operasi. Misal seperti operasi pengikatan otot LES (fundoplication) atau operasi pemasangan alat LINX.

  • Hansa D. Bhargava, MD, Webmd. 2020. GERD. Diakses Oktober 2020.
  • Jennifer Robinson, MD, Webmd. 2020. What Is Acid Reflux Disease?. Diakses Oktober 2020.
  • Gabriela Pichardo, Webmd. 2020. Common Causes of Acid Reflux Disease. Diakses Oktober 2020.
  • Sharon Gillson, Verywellhealth. 2019. Causes and Risk Factors of Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Diakses Oktober 2020.
  • Mayo Clinic Staff, Mayoclinic. 2020.Gastroesophageal reflux disease (GERD), Symptoms & causes. Diakses Oktober 2020.
  • Healthline Editorial Team, Healthline. 2019. Everything You Need to Know About Acid Reflux and GERD. Diakses Oktober 2020.
  • Health.harvard.edu. 2020. What is GERD or Gastrosophageal reflux disease. Diakses Oktober 2020.
  • Danisa M. Clarrett, MD and Christine Hachem, MD, Ncbi.nlm.nih.gov. 2018. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Diakses Oktober 2020.

#