Mengapa Wanita Lebih Sering Sakit Kepala Daripada Pria?

Fakta unik yang perlu kita ketahui bahwa wanita lebih sering mengalami sakit kepala dibanding pria, mengapa demikian? temukan jawabannya di sini.

wanita sering sakit kepala

Sakit kepala dapat disebabkan oleh banyak faktor, dan wanita mengalami sakit kepala (terutama migrain ) sebanyak tiga kali lebih banyak daripada pria. Penyebab dari masalah ini tentu sangat menarik untuk dibahas.

Ya, ketika kamu mengetahui penyebab paling umum dari sakit kepala, maka setidaknya ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi atau intensitas sakit kepala yang biasa muncul.

Mengapa wanita lebih sering sakit kepala?

Ada sejumlah alasan mengapa sakit kepala muncul, terutama pada wanita. Satu hal utama adalah karena faktor hormonal.

Hormon sebagai Pemicu Sakit Kepala

Satu hal yang sangat berbeda antara pria dan wanita adalah hormon. Wanita memiliki hormon estrogen yang berperan utama dalam sistem reproduksinya.

Nah, ternyata hormon estrogen inilah yang mempengaruhi kerentanan wanita mengalami sakit kepala. Kadar estrogen yang berfluktuasi dapat berkontribusi pada perkembangan sakit kepala kronis atau migrain.

Para ahli menjelaskan, bahwa di masa kanak-kanak, migrain lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Tapi begitu pengaruh estrogen dimulai, saat itulah prevalensi mulai meningkat pada wanita.

Inilah yang memberikan pemahaman dasar mengapa sakit kepala lebih sering terjadi, bertahan lebih lama dan sering dialami oleh wanita.

Perlu diketahui, bahwa estrogen mengatur sistem reproduksi wanita, dan juga mengontrol zat kimia di otak yang memengaruhi sensasi rasa sakit.

Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan sakit kepala, biasanya dalam bentuk migrain, yang berlangsung antara empat hingga 72 jam.

Berfluktuasinya hormon estrogen dipengaruhi oleh sejumlah alasan. Namun, fluktuasi hormon yang paling dramatis terjadi ketika:

  • Sebelum menstruasi. Ketika tubuh mempersiapkan rahim menjelang menstruasi, kadar estrogen turun sesaat sebelum menstruasi tiba. Penurunan ini dapat menyebabkan sakit kepala migrain.
  • Selama masa kehamilan. Kadar estrogen meningkat dengan cepat, terutama pada trimester pertama, untuk membantu rahim dan plasenta mentransfer nutrisi dengan lebih baik dan mendukung perkembangan bayi. Hal ini juga ditandai dengan sakit kepala.
  • Setelah melahirkan. Setelah melahirkan bayi, kadar estrogen turun karena tidak lagi diperlukan untuk mendukung kehamilan.
  • Selama perimenopause dan menopause. Saat tubuh bersiap untuk mematikan indung telur , ia mengalami fluktuasi kadar hormon.
  • Menggunakan kontrasepsi oral (pil KB). Pil ini memang mengandung hormon sintetis, sehingga mempengaruhi kadar hormon di dalam tubuh wanita.

Pemicu Sakit Kepala Lainnya

Hormon memang memainkan peran penting dalam sakit kepala, akan tetapi tetapi itu bukan satu-satunya penyebab. Migrain, sakit kepala cluster, dan sakit kepala tegang dapat terjadi karena stres yang meningkat atau tekanan emosional.

Penyebab sakit kepala lainnya termasuk:

  • Kecemasan. Ketika seseorang cemas akibat stres, maka akan lebih cenderung mengonsumsi makanan yang tidak sehat, memiliki jadwal tidur yang terganggu, dan terlibat dalam perilaku lain yang dapat melanggengkan sakit kepala.
  • Silau. Kecerahan dari layar komputer, gadget, sinar matahari atau lampu ruangan, dapat membuat kepala sakit.
  • Kebisingan. Suara bising, baik itu keras, berulang, atau terus menerus dapat menyebabkan sakit kepala.
  • Pola makan dan tidur. Kondisi lapar dapat menyebabkan sakit kepala, seperti halnya kurang tidur.
  • Pengobatan. Obat tertentu, ada yang memiliki efek memicu sakit kepala.
  • Gegar otak. Sakit kepala adalah gejala umum dari gegar otak.
  • Aktivitas fisik. Aktivitas berlebihan dapat menyebabkan pembengkakan pembuluh darah di kepala, leher, dan kulit kepala, sehingga menyebabkan sakit kepala.
  • Kurangnya aktivitas fisik. Gaya hidup yang tidak aktif dapat menyebabkan sakit kepala.
  • Sikap. Duduk tegak membuat darah mengalir dan dapat membantu menghindari sakit kepala.
  • Sensitivitas makanan. Jenis makanan dan minuman tertentu melepaskan neurotransmiter yang dapat menyebabkan sakit kepala. Pemicu umum termasuk aspartam, kafein, coklat, dan alkohol.
  • Dehidrasi. Kekurangan cairan dapat menyebabkan beberapa jenis sakit kepala, jadi penting untuk tetap terhidrasi dengan minum banyak air.

Bagaimana Mengatasi Sakit Kepala?

Sakit kepala adalah salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi, dan untungnya masalah ini cukup mudah diatasi.  Artinya, masih ada harapan untuk mengatasinya dengan gampang, yang tentu saja disesuaikan dengan penyebabnya.

Cara Mencegah Sakit Kepala

Perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah sakit kepala. Pertahankan gaya hidup sehat yang mencakup makanan bergizi, hidrasi yang cukup, sering berolahraga dan tidur yang cukup.

Bila perlu, tanyakan kepada dokter tentang vitamin atau suplemen harian, seperti vitamin B atau magnesium.

Tips Mengatasi Sakit Kepala

Jika sudah terlanjur mengalami sakit kepala, carilah tempat yang tenang dan gelap untuk beristirahat. Gunakan kain lembab di dahi untuk memberikan kelegaan tambahan. Gosok dengan lembut area tersebut dengan jari telunjuk.

Obat Sakit Kepala

Jika sakit kepala belum juga reda dengan penanganan sederhana di atas, maka obat bisa menjadi pilihan. Pilihan pengobatan akan tergantung pada tingkat keparahan sakit kepala dan kesehatan secara keseluruhan.

Di apotek, tersedia banyak pilihan obat sakit kepala bebas tanpa resep, seperti Parasetamol dan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan tentu saja obat resep jika obat bebas belum dapat mengatasi.

Beberapa sakit kepala yang berat, seperti yang diakibatkan oleh gegar otak, tentu saja memerlukan penanganan yang tepat oleh dokter.

Ingat! Menentukan jenis sakit kepala dan menemukan pemicunya memainkan peran penting dalam perawatan dan pengobatan sakit kepala Anda.

  • Why women have more headaches than men. Diakses Mei 2022 dari https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/why-women-have-more-headaches-than-men
  • Why do women suffer more migraines than men?. Diakses Mei 2022 dari https://www.washingtonpost.com/national/health-science/why-do-women-suffer-more-migraines-than-men/2018/10/12/6ad47e8a-c66b-11e8-b1ed-1d2d65b86d0c_story.html

#