penyakit anoreksia

Daftar isi artikel:

Anoreksia Penyakit Apa?


Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang serius dan berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini ditandai oleh ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan, perilaku restriktif terhadap asupan makanan, dan distorsi gambaran tubuh.

Penderita anoreksia biasanya memiliki berat badan yang jauh di bawah normal, tetapi tetap merasa dirinya kelebihan berat badan.

Gangguan ini lebih dari sekadar masalah fisik, karena juga melibatkan aspek psikologis yang kompleks, seperti rendahnya harga diri, perfeksionisme ekstrem, dan kecemasan.

Jika tidak segera ditangani, anoreksia dapat menyebabkan komplikasi medis yang parah, termasuk kerusakan organ permanen dan kematian.

Nama lain: Anoreksia nervosa, Gangguan makan restriktif.
Kode ICD-10: F50.0

Gejala & Tanda


Gejala anoreksia sangat bervariasi dan mencakup perubahan fisik, emosional, serta perilaku. Gejala-gejala ini sering kali muncul secara perlahan, sehingga tidak langsung disadari oleh penderita atau orang di sekitarnya.

1. Gejala Fisik:

  • Penurunan berat badan ekstrem: Berat badan penderita sangat rendah dibandingkan standar usia, tinggi badan, dan tingkat aktivitas mereka.
  • Masalah menstruasi: Pada wanita, anoreksia sering menyebabkan amenore (berhentinya menstruasi) karena ketidakseimbangan hormon.
  • Rasa lemah dan lesu: Kekurangan energi akibat malnutrisi membuat penderita mudah lelah dan sering merasa lemas.
  • Kulit kering dan rambut rontok: Kekurangan nutrisi berdampak pada kesehatan kulit dan rambut.
  • Sensitivitas terhadap dingin: Tubuh kehilangan lapisan lemak pelindung, sehingga penderita merasa kedinginan bahkan dalam suhu hangat.
  • Pertumbuhan rambut halus (lanugo): Tubuh memproduksi rambut halus sebagai upaya mempertahankan suhu tubuh.

2. Gejala Psikologis:

  • Distorsi gambaran tubuh: Penderita merasa dirinya gemuk meskipun sudah sangat kurus.
  • Ketakutan ekstrem terhadap kenaikan berat badan: Ketakutan ini tidak berkurang meskipun berat badan sudah sangat rendah.
  • Rendah diri: Penderita sering merasa tidak berharga atau tidak cukup baik.
  • Perubahan suasana hati: Depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati yang ekstrem sering terjadi.

3. Gejala Perilaku:

  • Makan sangat sedikit: Penderita sering menghindari makanan tertentu, mengurangi porsi makan, atau menolak makanan sama sekali.
  • Olahraga berlebihan: Banyak penderita anoreksia merasa perlu membakar kalori sebanyak mungkin melalui olahraga yang berlebihan.
  • Perilaku kompulsif: Penderita mungkin menunjukkan perilaku obsesif, seperti menghitung kalori dengan ketat.
  • Menyembunyikan makanan: Sering kali mereka membuat alasan untuk tidak makan atau menyembunyikan makanan agar terlihat sudah makan.

Gejala-gejala ini bisa memburuk tanpa pengobatan, sehingga penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini.

Penyebab

Apa penyebab anoreksia?

Anoreksia biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, psikologis, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa penyebab utama anoreksia:

  • Faktor genetik: Penelitian menunjukkan bahwa gangguan makan memiliki hubungan dengan riwayat keluarga, terutama jika ada anggota keluarga yang memiliki gangguan makan atau gangguan mental lainnya.
  • Faktor psikologis: Individu dengan anoreksia sering memiliki ciri-ciri psikologis seperti perfeksionisme, kebutuhan untuk mengontrol, atau harga diri rendah.
  • Pengaruh budaya dan media: Standar kecantikan yang mengidealkan tubuh kurus, terutama di media sosial, dapat memicu anoreksia.
  • Trauma emosional: Pengalaman seperti pelecehan, kehilangan orang terkasih, atau tekanan emosional berat dapat menjadi pemicu anoreksia.
  • Tekanan sosial: Lingkungan yang menekankan pentingnya penampilan fisik juga dapat memengaruhi risiko seseorang mengembangkan anoreksia.

Diagnosis

Bagaimana cara memastikan diagnosis anoreksia?

Diagnosis anoreksia dilakukan melalui evaluasi medis dan psikologis yang menyeluruh. Langkah-langkahnya meliputi:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan mengevaluasi berat badan, tekanan darah, denyut jantung, serta tanda-tanda malnutrisi seperti kulit kering dan rambut rontok.
  • Pemeriksaan laboratorium: Tes darah dapat dilakukan untuk memeriksa fungsi organ, kadar elektrolit, dan tanda-tanda kekurangan gizi.
  • Penilaian psikologis: Psikolog atau psikiater akan melakukan wawancara untuk mengevaluasi pola makan, ketakutan akan berat badan, dan distorsi gambaran tubuh.

Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Pengobatan

Bagaimana mengobati anoreksia?

Pengobatan anoreksia melibatkan pendekatan multidisiplin yang mencakup aspek medis, nutrisi, dan psikologis. Berikut adalah langkah-langkah pengobatan:

1. Terapi Medis:

  • Rawat inap: Jika penderita mengalami malnutrisi parah atau komplikasi medis serius, rawat inap mungkin diperlukan untuk pemantauan intensif.
  • Obat-obatan: Obat untuk mengatasi depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif-kompulsif dapat diresepkan jika diperlukan.

2. Rehabilitasi Nutrisi:

  • Pemulihan berat badan: Ahli gizi akan membantu merancang rencana makan yang sehat untuk mengembalikan berat badan secara bertahap.
  • Pendidikan gizi: Penderita diajari pentingnya nutrisi seimbang dan cara membangun hubungan yang sehat dengan makanan.

3. Terapi Psikologis:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT): CBT membantu penderita mengubah pola pikir negatif tentang makanan dan tubuh mereka.
  • Terapi keluarga: Keterlibatan keluarga dalam proses terapi penting untuk memberikan dukungan emosional dan membantu mengidentifikasi pemicu anoreksia.

Pengobatan anoreksia membutuhkan waktu dan komitmen, tetapi pemulihan jangka panjang sangat mungkin dicapai dengan dukungan yang tepat.

Komplikasi


Anoreksia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Kerusakan organ: Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada hati, ginjal, atau jantung.
  • Osteoporosis: Penurunan kadar hormon dan kekurangan kalsium dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh.
  • Gangguan elektrolit: Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan aritmia jantung yang mematikan.
  • Gangguan mental: Depresiberat, kecemasan, atau pikiran untuk bunuh diri sering muncul pada penderita anoreksia.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah anoreksia?

Beberapa langkah untuk mencegah anoreksia meliputi:

  • Mendidik tentang citra tubuh yang sehat: Dorong penerimaan tubuh dan hindari tekanan sosial untuk memenuhi standar kecantikan yang tidak realistis.
  • Membangun komunikasi yang baik: Ajak anak dan remaja untuk berbicara tentang tekanan emosional yang mereka rasakan.
  • Intervensi dini: Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda awal anoreksia, segera cari bantuan medis dan psikologis.