Demam Berdarah penyakit apa?
Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut akibat infeksi virus dengue. Virus ini bisa masuk dan menginfeksi tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina.
Gejala demam berdarah berupa demam mendadak, sakit di belakang mata, sakit kepala, sakit pada persendian, tulang dan otot, mual, muntah, dan muncul ruam pada kulit. Ditambah tanda khas berupa kebocoran pembuluh darah dan trombosit rendah.
Ketika mengalami manifestasi pendarahan, seperti munculnya bintik-bintik merah kehitaman di bawah kulit, mimisan, gusi berdarah, sakit perut hebat, maka penderita harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Mengingat bahaya penyakit DBD yang bisa berakibat fatal, maka bagi siapa saja yang mengalami demam selama 3 hari yang disertai gejala DBD, harus mendapatkan pemeriksaan oleh dokter. Gejala DBD memiliki kemiripan dengan penyakit lain, sehingga harus dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium.
Sayangnya, belum ada vaksin yang benar-benar efektif untuk mencegah DBD, vaksin yang ada masih terbatas penggunaannya dan efektifitasnya belum bisa diandalkan. Pencegahan satu-satunya yang plaing efektif adalah mencegah gigitan nyamuk.
Nama lain: BDB, dengue hemorrhagic fever, DHF.
Gejala & Tanda
Demam berdarah dengue memiliki gejala khas, namun tetap memerlukan pemeriksaan oleh dokter untuk memastikannya.
Ciri-ciri dan gejala demam berdarah (DBD):
- Demam sedang atau tinggi
- Sakit kepala
- Sakit di belakang mata
- nyeri pada otot, tulang, atau sendi
- mual
- muntah
- sakit perut
- ruam pada kulit, terutama di bagian dada dan lipatan sendi.
Dua sampai 15 hari setelah digigit nyamuk pembawa, demam sedang atau tinggi muncul secara mendadak, bersamaan dengan itu muncul gejala-gejala penyerta berupa sakit kepala, otot, tulang, dan sendi. Di antara yang khas, yaitu munculnya rasa sakit di belakang mata (retroorbita).
Terkadang, penderita mengalami ruam sementara pada dada dan area lipatan sendi. Wajah dan mata tampak memerah (flushing), disertai keluhan mual hingga muntah serta sakit perut.
Setelah berlangsung 3 hari, demam akan mereda, namun bisa demam lagi pada hari ke 5-6. Inilah yang disebut sebagai pola biphasic seperti pelana kuda.
Demam kedua ini dapat disertai dengan gejala:
- kegelisahan
- sakit perut yang parah
- ruam kedua berupa bintik-bintik ungu kehitaman (petekie)
- berdarah atau memar di bawah kulit
- mimisan atau gusi berdarah
- kulit dan kaki tangan teraba dingin atau lembap.
- penurunan tekanan darah (syok).
Penyebab
Apa penyebab demam berdarah dengue?
Demam berdarah (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang sudah terinfeksi.
Nyamuk mendapatkan virus dengue dari seorang penderita DBD, virus berkembang biak di tubuh nyamuk, dan kemudian nyamuk yang sudah terinfeksi ini dapat menularkan ke orang lain melalui gigitannya.
Ada empat jenis virus dengue, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Setelah seseorang terinfeksi salah satu virus dan berhasil sembuh, maka tubuhnya mengembangkan kekebalan terhadap virus tersebut selama sisa hidupnya.
Namun, kekebalan ini tidak akan melindungi dari virus lain. Oleh sebab itu, di kemudian hari dapat terinfeksi dengan tiga jenis virus dengue lainnya.
Ketika virus dengue masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi, tidak serta merta menyebabkan demam berdarah dengue (DBD). Akan tetapi untuk infeksi pertama, yang muncul adalah demam dengue (DD). Pada demam dengue tidak ada gejala pendarahan seperti DBD, dan DD ini tidak sampai berakibat fatal.
Serangan virus dengue yang kedua atau selanjutnya, dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami demam berdarah dengue (DBD).
DBD juga lebih berisiko terjadi pada bayi, anak-anak, lansia, dan orang dengan kekebalan tubuh lemah.
Diagnosis
Bagaimana cara memastikan diagnosis demam berdarah dengue?
Guna memastikan apakah yang dialami adalah demam berdarah dengue atau penyakit lainnya, maka dokter perlu menggali melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik.
Pada wawancara medis akan didapati adanya gejala-gejala infeksi virus dengan gejala seperti telah dijelaskan. Selanjutnya, dari pemeriksaan fisik ditemukan ruam, flushing atau wajah memerah.
Dapat juga ditemukan limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening) dan hepatomegali (pembesaran hati) tetapi jarang terjadi splenomegali (pembesaran limpa).
Secara pemeriksaan fisik tidak dapat dibedakan dengan pasti antara demam berdarah dengue (DBD) dengan Demam Dengue (DD) atau bahkan dengan penyakit lainnya. Terkadang gejala DBD tidak khas atau ringan sehingga mirip dengan penyakit lain.
Oleh sebab itu, bagi yang mengalami demam dengan gejala seperti di atas, maka harus menjalani pemeriksaan labortaorium atau tes darah. Tes darah ini dapat dilakukan mulai pada hari ke tiga demam.
WHO telah menetapkan 4 kriteria diagnosis DBD sebagai berikut:
- Demam
- Manifestasi hemoragik atau pendarahan, termasuk setidaknya tes tourniquet positif (kecuali dalam kasus syok), dan fenomena pendarahan besar atau kecil.
- Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari atau sama dengan 100.000 / mm3); dan
- Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih relatif terhadap nilai awal, atau bukti objektif peningkatan permeabilitas kapiler).
Pengobatan
Bagaimana mengobati demam berdarah?
Tujuan pengobatan demam berdarah adalah untuk mengatasi gejala yang dialami dan menjaga agar infeksi tidak semakin parah.
Anjuran umum untuk penderita demam berdarah:
- Konsumsi banyak cairan, baik dari makanan ataupun minuman
- Istirahat yang cukup.
- Gunakan obat penurun panas dan pereda nyeri yang aman, misalnya parasetamol. Tidak boleh menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya, khawatir dapat memperparah perdarahan.
Ingat, demam dapat mereda setelah 3-4 hari. Namun, bisa terjadi fase kritis 1-2 hari berikutnya. Oleh sebab itu, perlu pemantaun dari dokter.
Pada kasus krisis demam berdarah, maka memerlukan perawatan darurat seperti:
- Rehidrasi dengan cairan intravena (IV) atau infus
- Terapi elektrolit
- Transfusi darah
- Pemantauan tekanan darah secara cermat
- Terapi oksigen
- Observasi atau pemantaun detak jantung, denyut nadi, tekanan darah, dan jumlah urine secara berkala.
Semua metode ini bertujuan untuk mengendalikan dan mengurangi gejala sambil membantu tubuh sembuh secara alami. Dokter akan terus memantau respons tubuh pasien.
Demam berdarah parah seringkali lebih sulit diobati karena gejalanya lebih buruk dan muncul pada tingkat yang lebih cepat.
Komplikasi
Demam berdarah yang tidak mendapatkan perawatan memadai berpotensi menimbulkan komplikasi serius, seperti dengue shock syndrome (DSS). DSS ditandai dengan tanda dan gejala berikut:
- Tekanan darah menurun sangat rendah.
- Pupil melebar
- Mulut kering.
- Napas tak beraturan.
- Kulit taraba dingin dan basah (lembap).
- Denyut nadi lemah.
- Jumlah urine menurun.
Kondisi ini harus segera ditangani dengan tepat, itupun masih mencetak angka kematian 1-2%. Terlebih jika tidak ditangani dengan baik, maka risiko kematian hingga mencepai 40%.
Komplikasi DBD yang parah lainnya berupa kejang, kerusakan pada otak, hati, jantung, dan paru-paru, penggumpalan darah, hingga kematian.
Pencegahan
Sudah tersedia vaksin untuk mencegah demam berdarah, namun belum benar-benar efektif dalam mencegah DBD. Vaksin yang ada masih terbatas penggunaannya dan efektifitasnya belum bisa diandalkan.
Pencegahan paling efektif adalah mencegah gigitan nyamuk dengan metode PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Salah satu metode PSN yaitu dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim hujan.
Berikut langkah 3M-Plus untuk mencegah DBD
- Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal tiap pekan.
- Menutup rapat tempat penampungan air.
- Mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi genangan air sehingga dapat dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes.
- Plus menghindari gigitan nyamuk, misalnya dengan menggunakan klambu atau obat nyamuk.
Di samping itu, untuk membasmi nyamuk yang sudah ada, maka dilakukan pengasapan insektisida atau fogging sebanyak dua kali. Pengasapan pertama membasmi nyamuk dewasa, dan pengasapan kedua dilakukan satu minggu setelahnya dengan tujuan membunuh nyamuk dari jentik yang sebelumnya belum teratasi dengan pengasapan pertama.