Fisura ani itu penyakit apa?
Fisura ani adalah luka robek kecil yang terjadi di lapisan anus, sering kali disebabkan oleh trauma saat buang air besar. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri yang tajam dan pendarahan ringan saat buang air besar.
Meski tidak berbahaya, fisura ani bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama jika nyeri berlangsung terus-menerus.
Fisura ani dapat bersifat akut (terjadi dalam waktu singkat) atau kronis (bertahan lebih dari 6 minggu). Fisura kronis biasanya terjadi ketika luka tidak kunjung sembuh, atau terus teriritasi akibat sembelit atau diare berulang.
Nama lain: Fissure in ano, anal fissure.
Kode ICD 10: K60.2
Gejala & Tanda
Fisura ani memiliki gejala yang khas, terutama terkait nyeri dan pendarahan saat buang air besar.
Ciri-ciri fisura ani:
- Nyeri tajam atau terbakar saat buang air besar.
- Pendarahan ringan berupa darah merah segar pada tinja atau tisu toilet.
- Gatal atau iritasi di sekitar anus.
- Munculnya retakan kecil di kulit anus yang terlihat.
- Kejang otot sfingter anus yang memperparah nyeri.
Pada kasus kronis, fisura ani mungkin disertai dengan pembengkakan atau benjolan kecil (disebut “penjaga kulit”) di dekat robekan. Nyeri sering kali berlangsung beberapa jam setelah buang air besar, membuat pasien merasa tidak nyaman sepanjang hari.
Penyebab
Apa penyebab fisura ani?
Fisura ani terjadi ketika anus mengalami tekanan atau trauma yang berlebihan. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Sembelit: Mengejan terlalu keras saat buang air besar dapat merobek lapisan anus.
- Diare kronis: Iritasi akibat diare berulang dapat menyebabkan luka pada anus.
- Trauma saat melahirkan: Proses persalinan dapat memberikan tekanan besar pada anus.
- Hubungan seksual anal: Risiko fisura meningkat jika tidak hati-hati dalam melakukannya.
- Penyakit Crohn: Peradangan kronis pada saluran pencernaan membuat anus lebih rentan terhadap fisura.
Selain itu, fisura ani lebih sering terjadi pada bayi dan lansia, karena lapisan anus mereka cenderung lebih tipis dan rentan.
Diagnosis
Bagaimana cara memastikan diagnosis fisura ani?
Diagnosis fisura ani dilakukan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa area anus untuk melihat adanya robekan, pembengkakan, atau tanda infeksi.
Jika fisura ani berada di bagian dalam anus atau terdapat gejala tambahan seperti nyeri hebat atau pendarahan berat, dokter mungkin akan melakukan prosedur seperti:
- Anoskopi: Pemeriksaan menggunakan alat kecil untuk melihat bagian dalam anus.
- Kolonoskopi: Jika terdapat riwayat penyakit radang usus atau untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti kanker kolorektal.
Guna menentukan penyebab dan memutuskan pengobatan yang tepat, dokter biasanya akan menanyakan riwayat penyakit sebelumnya.
Pengobatan
Bagaimana mengobati fisura ani?
Pengobatan fisura ani bertujuan untuk meredakan nyeri, mempercepat penyembuhan luka, dan mencegah kambuh.
Langkah-langkah pengobatan:
- Perubahan pola makan: Mengonsumsi makanan tinggi serat dan memperbanyak cairan untuk melunakkan tinja.
- Salep atau krim: Krim nitrogliserin atau salep dengan kandungan lidokain dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan aliran darah ke area luka.
- Mandi air hangat: Duduk di air hangat selama 10-15 menit beberapa kali sehari membantu mengurangi nyeri dan kejang otot sfingter.
- Pemberian pelunak tinja: Obat seperti laktulosa direkomendasikan untuk mencegah sembelit.
Jika fisura ani tidak kunjung sembuh dalam 6-8 minggu, dokter mungkin akan menyarankan:
- Injeksi botulinum toksin (botox): Untuk mengurangi kejang otot sfingter.
- Operasi sfingterotomi: Prosedur ini melibatkan pemotongan sebagian kecil otot sfingter untuk mengurangi tekanan dan mempercepat penyembuhan.
Komplikasi
Jika tidak diobati, fisura ani dapat berkembang menjadi:
- Fisura kronis: Robekan yang bertahan lama dan sulit sembuh.
- Penjaga kulit: Benjolan kecil di sekitar anus akibat iritasi kronis.
- Infeksi: Luka terbuka dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri.
- Gangguan kualitas hidup: Nyeri yang berlangsung lama dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Pencegahan
Bagaimana cara mencegah fisura ani?
Beberapa langkah sederhana untuk mencegah fisura ani antara lain:
- Mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
- Minum air putih minimal 8 gelas sehari.
- Menghindari mengejan terlalu keras saat buang air besar.
- Segera obati sembelit atau diare ketika Anda mengalaminya.
- Menjaga kebersihan area anus.
Dengan menjaga pola hidup sehat dan kebiasaan buang air besar yang baik, risiko fisura ani dapat diminimalkan.