Haid Terlambat? Ini 10 Kemungkinan Penyebab Telat Haid & Solusinya

Banyak yang bertanya kenapa bulan ini menstruasi tak kunjung datang, padahal sebelumnya lancar sesuai jadwal. Lantas, apa penyebab telat haid?

penyebab telat haid

Siklus bulanan wanita atau menstruasi, memang tak selamanya teratur sesuai jadwal.  Ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu yang sering dicurigai adalah kehamilan, terutama bagi kamu yang sudah memiliki pasangan.

Tapi ingat ya, telat menstruasi tidak selalu merupakan tanda kehamilan, karena faktor medis dan gaya hidup lainnya juga dapat memengaruhi siklus menstruasi sehingga menyebabkan telat haid.

Perubahan berat badan, stress, ketidakteraturan hormonal, dan menopause adalah beberapa penyebab terlambat haid paling umum jika kamu tidak hamil. Dengan masalah ini, seorang wanita bisa jadi tidak menstruasi selama satu atau dua bulan, atau mungkin mengalami amenore total —yaitu, tidak ada menstruasi selama tiga bulan atau lebih berturut-turut.

Perlu diketahui, bahwa siklus menstruasi yang normal (hari mulainya menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya) adalah sekitar 28 hari. Namun, siklus normal bisa sampai 40 hari. Jika siklus lebih lama dari ini, atau lebih lama dari jadwal biasanya, maka itu dianggap telat haid.

Artikel ini membahas 10 penyebab umum terlambat datang bulan selain kehamilan.

10 Penyebab Telat Haid yang Mungkin Kamu Alami

1. Stress

Stres yang intens dapat mengganggu produksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH)—hormon yang mengatur ovulasi dan siklus menstruasi.

Baik stres fisik maupun psikologis dapat menyebabkan telat haid. Namun tingkat stres yang mampu menyebabkan efek ini biasanya terjadi pada stress yang lebih parah.

Kehilangan satu periode haid saat mengalami situasi yang sangat menegangkan bukanlah hal yang aneh. Namun, jika kamu mengalami stres berkepanjangan dan melewatkan lebih dari satu periode, pertimbangkan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan.

2. Olahraga Ekstrim

Olahraga ekstrem dapat menyebabkan perubahan hormon hipofisis dan hormon tiroid, yang dapat memengaruhi ovulasi dan menstruasi. Berolahraga selama satu atau dua jam per hari seharusnya tidak mempengaruhi siklus menstruasi.

Jadi, olahraga yang sampai bisa menganggung siklus haid yaitu olahraga berat yang dilakukan selama berjam-jam di setiap harinya. Namun, hal ini dapat diminimalisir dengan cara sebagai berikut:

  • Mengoptimalkan konsumsi makanan bergizi guna meningkatkan energi.
  • Menerpakan teknik peregangan yang baik untuk mengurangi stres fisik
  • Melakukan tes darah untuk memeriksa kekurangan zat besi atau vitamin, ketidakseimbangan hormon, dehidrasi, dan lainnya

3. Perubahan Berat Badan

Kelebihan berat badan, kekurangan berat badan, atau mengalami perubahan berat badan yang drastis semuanya memengaruhi siklus menstruasi. Baik itu terlalu sering atau terlambat haid.

Obesitas dapat mempengaruhi regulasi estrogen dan progesteron dan bahkan dapat menyebabkan masalah kesuburan.

Wanita yang mengalami anoreksia yang memiliki asupan kalori sangat rendah karena tidak mau makan atau yang membakar lebih banyak kalori dengan olahraga daripada yang mereka konsumsi juga dapat menyebabkan telat haid.

Perubahan berat badan yang cepat karena penyakit, pengobatan, atau perubahan pola makan juga dapat mengganggu produksi atau pelepasan hormon. Pada gilirannya, ini dapat menyebabkan telat haid satu bulan bahkan lebih.

4. Perubahan Jadwal

Mengubah jadwal kerja juga dapat mengubah jam tubuh. Jika kamu sering mengubah shift kerja dari siang ke malam, atau memiliki jadwal tidur bangun yang tidak beraturan, maka jadwal menstruasi bisa sangat tidak terduga.

5. Baru Mulai Menstruasi

Bagi gadis remaja yang baru mulai haid, menstruasi bisa bejalan telalu cepat atau bahkan terlalu lambat sehingga sering telat. Kondisi ini akan normal dengan sendiri seiring bertambahnya usia sehingga kondisi hormonal lebih stabil.

Pada wanita yang tidak mengalami menstruasi akibat penggunaan kontrasepsi, terapi hormonal, atau penyakit, juga bisa mengelami telat haid selama bulan-bulan pertama setelah mulai haid lagi.

6. Perimenopause dan Menopause

Perimenopause adalah masa transisi antara usia reproduktif dan usia non-reproduktif. Haid bisa menjadi lebih ringan, lebih berat, lebih sering, atau lebih jarang selama waktu ini.

Menopause adalah ketika wanita telah mencapai titik dalam hidupnya, di mana tidak akan lagi berovulasi atau menstruasi. Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun.

7. Menyusui

Bagi bunda yang menyusui, menstruasi mungkin tidak kembali selama beberapa bulan setelah melahirkan. Ini karena hormon yang menyebabkan produksi susu, prolaktin, juga menghentikan ovulasi dan menstruasi. Jika menyusui dilakukan cukup sering, siang dan malam, maka telat haid bisa sampai satu tahun.

8. Kehamilan ektopik

Hamil di luar kandungan atau ektopik, memiliki ciri awal kehamilan yang sama dengan hamil biasa, yakni salah satunya telat haid. Kehamilan ini juga memberikan hasil tespek positif.

Oleh karena itu, ketika kamu telat haid dan memiliki hasil tepek positif, maka sebaiknya pergi ke dokter kandungan setelah 2-3 bulan telat haid, untuk memastikan kehamilan.

9. Obat-obatan

Beberapa obat, seperti antidepresan, antipsikotik, obat tiroid, antikonvulsan, dan beberapa obat kemoterapi, dapat menyebabkan telat haid atau bahkan tidak haid.

Kontrasepsi hormonal seperti KB suntik 3 bulan dan MiniPill yang hanya mengandung progesteron, IUD Mirena, dan Nexplanon juga dapat memengaruhi siklus haid. Berbagai jenis kontrasepsi dapat mempengaruhi siklus menstruasi dengan cara yang berbeda. Beberapa alat kontrasepsi dikaitkan dengan periode berat, beberapa dengan periode ringan, dan beberapa dengan amenore.

10. Penyakit

Penyakit kronis yang dapat menyebabkan telat menstruasi, yaitu:

  • Penyakit tiroid
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Tumor hipofisis (yang mungkin atau mungkin bukan kanker)
  • Penyakit kelenjar adrenal
  • Kista ovarium
  • Disfungsi hati
  • Diabetes

Adapun penyakit akut, seperti pneumonia, serangan jantung, gagal ginjal, atau meningitis, dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang cepat, kekurangan nutrisi, atau disfungsi hormon. Kondisi ini juga bisa mengakibatkan telat haid.

Kondisi tertentu yang ada saat lahir, seperti sindrom Turner dan ketidakpekaan androgen, biasanya menyebabkan masalah menstruasi dan kesuburan. Kondisi bawaan ini sering dikaitkan dengan amenore.

Kapan Harus ke Dokter?

Telat haid sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Perlu khawatir apabila telat haid berlangsung terus menerus atau lebih dari tiga bulan dan disertai dengan gejala yang tidak biasa.

Segera cari pertolongan medis jika mengalami salah satu dari gejala berikut:

  • Sakit kepala baru yang kian memburuk
  • Perubahan penglihatan
  • Mual atau muntah
  • Demam
  • Rambut rontok
  • Keluarnya ASI atau produksi ASI
  • Pertumbuhan rambut berlebih
  • Sakit di area panggul
  • Keputihan

Tips Agar Menstruasi Lancar dan Teratur

Ada langkah-langkah tertentu yang dapat membantu mencegah telat dan mengatur siklus menstruasi lebih teratur dan lancar, yaitu:

  • Gaya hidup sehat, dengan latihan fisik secara teratur dan pola makan yang sehat dan bervariasi, kaya buah-buahan dan sayuran;
  • Minum pil kontrasepsi atas rekomendasi dokter;
  • Hindari diet yang ekstrem atau ketat, yang selain membahayakan kesehatan, pada akhirnya membuat siklus menstruasi menjadi tak teratur;
  • Ikuti pengobatan yang diarahkan dokter jika telah didiagnosis dengan Sindrom Ovarium Polikistik atau gangguan tiroid;
  • Pertahankan berat badan yang sehat.
  • Tidur yang cukup dengan jadwal konsisten.
  • Istirahat yang cukup dan hindari kelelahan berlebih.

Meskipun langkah-langkah ini membantu menjaga siklus tetap teratur, kamu tetap harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami menstruasi yang tidak teratur atau telat haid selama beberapa waktu.

#