Jenis-Jenis Bayi Kembar: Identik, Fraternal, dan Lainnya

Kenapa bayi yang kembar itu tidak selalu sama. Bahkan berjenis kelamin berbeda? Ternyata, memang ada banyak jenis bayi kembar.

Jenis Macam Bayi Kembar

Maksud dari bayi kembar di sini yaitu, beberapa bayi yang berada pada rahim sama dalam satu periode kehamilan. Artinya bisa kembar 2, 3, dan seterusnya.

Fakta bahwa bayi kembar tidak selalu identik atau sama dalam penampilan fisiknya, hal ini terkait erat dengan proses pembuahan yang terjadi sebelumnya.

Berdasarkan hal itu, maka para ahli membagi setidaknya ada 4 jenis bayi kembar dan beberapa jenis turunannya. Yuk, kita bahas satu per satu.

Jenis-Jenis Bayi Kembar

1. Kembar identik

Kembar identik terjadi ketika satu sel telur dibuahi oleh satu buah sel sperma sehingga menghasilkan 1 buah zigot. Oleh sebab itu, kehamilan ini disebut juga dengan kembar monozigot.

Tidak lama setelah pembuahan atau sekitar 1-3 hari, sel telur yang telah dibuahi membelah dengan lebih cepat sehingga terbentuklah dua embrio. Masing-masing embrio berada pada kantung ketuban yang berbeda atau berdiri sendiri namun terhubung dalam satu plasenta yang sama.

Karena awalnya berasal dari sel telur dan sperma yang sama, maka 100 persen kromosomnya sama alias identik. Oleh sebab itu, keduanya memiliki jenis kelamin yang sama, bayi kembar laki-laki atau kembar perempuan.

Juga memiliki karakteristik genetik yang sama, seperti warna rambut dan mata. Namun demikian, kondisi lingkungan yang dilaluinya, seperti seberapa luas ruang yang dimiliki selama di dalam rahim, dapat menyebabkan sedikit perbedaan pada penampilan fisiknya.

2. Kembar Fraternal

Berbeda dengan kembar identik, kembar fraternal berasal dari 2 buah sel telur yang masing-masing dibuahi oleh sperma yang berbeda sehingga menghasilkan 2 zigot. Oleh sebab itu, kembar fraternal disebut juga sebagai kembar dizigotik.

Dua buah sel telur yang keluar tersebut terjadi pada periode ovulasi yang sama dalam waktu bersamaan atau berdekatan yang pada intinya masih dalam satu siklus haid yang sama.

Sebagai hasilnya, kehamilan fraternal menghasilkan kehamilan ganda dengan dua buah embrio yang masing-masing berada dalam kantung ketuban dan plasenta yang berbeda alias sendiri-sendiri.

Karena berasal dari sel telur dan sperma yang berbeda, maka hanya berbagi sekitar 50 persen kromosom seperti saudara kandung lainnya. Ini berarti bisa berjenis kelamin sama atau berbeda dan tidak identik.

3. Kembar Superfekundasi

Superfekundasi adalah kehamilan kembar yang terjadi akibat pembuahan dua atau lebih sel telur pada siklus haid yang sama oleh sperma yang berbeda dari hubungan seksual yaang berbeda.

Kehamilan ini memungkinkan untuk terjadinya bayi kembar dari dua ayah biologis yang berbeda. Apabila Ayah biologisnya sama, maka disebut sebagai homopaternal superfekundasi, namun jika ayah biologisnya berbeda, maka disebut dengan heteropaternal superfekundasi.

Nantinya, anak kembar yang dihasilkan memliki kondisi fisik, seperti rambut, kulit, warna mata yang berbeda. Bahkan bisa terjadi beda ras, apabila ayah biologisnya berbeda ras.

4. Kembar Superfetasi

Superfetasi adalah kehamilan susulan yang terjadi pada ibu yang sedang hamil. Janin beru terbentuk lagi ketika di dalam rahim sudah ada janin dari pembuahan sel telur pada siklus sebelu mnya. Jadi nantinya, ibu akan memiliki lebih dari satu janin dari sel telur yang berbeda. Dan tentu saja, usia janinnya juga berbeda.

Itulah keempat jenis bayi kembar yang utama, dua yang terakhir sangat jarang terjadi. Selain keempat jenis tersebut, ada juga jenis atau macam-macam bayi kembar lainnya yang sebenarnya merupakan subtipe dari 4 tipe di atas. Selengkapnya kita bahas di bawah ini.

5. Kembar Siam

Kembar siam merupakan kembar identik yang secara fisik terhubung antar janin pada bagian tubuh tertentu. Beberapa ahli mengatakan penyebab bayi kembar siam ini terjadi karena telur yang dibuahi tidak membelah sepenuhnya.

Pembelahan yang baru terjadi setelah 12 hari atau lebih setelah pembuahan lebih cenderung menghasilkan kembar siam. Berbeda dengan hamil identik biasa, dimana pembuahan lebih dini yakni di hari kesatu sampai ke tiga.

Bagian tubuh yang terhubung atau fusi bervariasi, tetapi yang paling umum adalah dada atau perut. Tingkat fusi juga bervariasi, tetapi hampir selalu si kembar berbagi satu atau lebih organ vital.

Kembar siam sering mati sebelum tak lama setelah lahir. Bagi yang bertahan hidung, terkadang itu menunjukkan bahwa dapat dipisahkan melalui tindakan operasi tergantung lokasi fusi dan organ apa yang digunakan bersama.

Tapi ada satu hal yang perlu diingat, meskipun bergabung, kembar ini adalah dua individu yang dapat berpikir secara mandiri.

6. Kembar parasit

Kembar parasit adalah sejenis kembar siam di mana kembarannya yang lebih kecil tergantung pada yang lebih besar. Kembar yang lebih kecil tidak sepenuhnya terbentuk dan mungkin tidak memiliki organ vital seperti otak atau jantung yang terbentuk sepenuhnya.

Kembar kecil dapat terbentuk di mana saja di tubuh kembar lainnya dan muncul sebagai sesuatu seperti benjolan kecil yang tidak terlalu mencolok, kepala kedua yang tidak berfungsi, atau anggota tubuh tambahan yang melekat.

7. Kembar Cermin

Ini juga merupakan subtipe dari kembar identik yang terjadi ketika telur terbelah 7 hingga 12 hari setelah pembuahan. Pada saat ini, embrio yang tumbuh telah mengembangkan sisi kiri dan kanan.

Si kembar ini identik tetapi merupakan bayangan cermin satu sama lain alias berlawanan. Sebagai contoh, satu anak dominan tangan kanan sementara yang satunya kidal. Tanda lahir salah satu anak di sebelah kanan, tetapi pada kembarannya berlawanan seperti bercermin, yaitu di sebelah kiri.

8. Kembar Semi identik

Jenis ini adalah hasil dari dua sperma terpisah yang membuahi satu telur. Untuk bertahan hidup, telur ini kemudian harus dipecah menjadi dua dengan masing-masing setengahnya memiliki jumlah kromosom yang tepat.

Hanya ada dua kasus kembar semi identik seperti ini di dunia ini yang telah dilaporkan.

9. Kembar Identik Beda Kelamin

Dalam kasus yang sangat jarang, kembar identik bisa berbeda jenis kelamin. Kembar ini dimulai sebagai kembar laki-laki identik. Seperti semua laki-laki, mereka berdua memiliki kromosom seks XY, bukan XX seperti semua perempuan.

Segera setelah sel telur terbelah dua, mutasi genetik menyebabkan satu kembar kehilangan kromosom seks Y-nya, mengubahnya menjadi X0. Mutasi ini disebut sindrom Turner.

Karena hanya ada satu kromosom X, maka si kembar ini terlihat sebagai perempuan tetapi mengalami kesulitan perkembangan, mulai dari masalah menstruasi dan kesuburan ketika beranjak dewasa.

Sedangkan kembarannya, yang laki-laki, tidak mengalami masalah apa pun.

10. Kembar Setengah Identik (Kembar Kutub)

Ketika telur dilepaskan, ia bisa terbelah dua. Yang lebih kecil dari dua bagian disebut badan kutub (polar body). Badan kutub ini memiliki semua yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi bayi jika dibuahi. Namun, ada sangat sedikit cairan (sitoplasma) di dalamnya, sehingga biasanya terlalu kecil untuk bertahan hidup.

Jika badan kutub bertahan, itu bisa dibuahi oleh sperma sedangkan sel telur asli yang ukurannya lebih besarjuga dibuahi oleh sperma yang lain. Hasilnya adalah si kembar kutub.

Karena berasal dari sel telur tunggal, maka kromosom dari ibu akan didapatkan oleh masing-masing si kembar secara identik. Namun, tidak berbagi kromosom dari ayah.

Oleh sebab itu, bayi dengan jenis jenis kelamin dan rupa wajah serta penampilan fisiknya dapat berbeda.

***

Itulah sekilas penjelasan mengenai 10 jenis bayi kembar yang belum diketahui oleh banyak orang. Semoga informasi ini bermanfaat.

  • Can male/female twins ever be identical? (n.d.). Diakses dari twins.org.au/twins-and-families/frequently-asked-questions/62-twin-facts/19-can-male-female-twins-ever-be-identical. Agustus 2020.
  • Gabbett MT, et al. (2019). Molecular support for heterogonesis resulting in sesquizygotic twinning. Diakses dari  DOI: 10.1056/nejmoa1701313. Agustus 2020.
  • Martin JA, et al. (2018). Births: Final data for 2017. Diakses dari cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr67/nvsr67_08-508.pdf. Agustus 2020.
  • Mutchinick OM, et al. (2011). Conjoined twins: A worldwide collaborative epidemiological study of the International Clearinghouse for Birth Defects Surveillance and Research. Diakses dari DOI: 10.1002/ajmg.c.30321. Agustus 2020.
  • Schmerler S, et al. (2011). Polar bodies – more a lack of understanding than a lack of respect.Diakses dari  DOI: 10.1002/mrd.21266. Agustus 2020.

#