cacar air

Dalam artikel ini:

Cacar air penyakit apa?

Cacar air adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam pada kulit berupa bintik merah yang berlanjut menjadi lepuhan berisi cairan di banyak bagian tubuh. Lentingan berisi cairan ini terasa pedih dan terkadang gatal, yang tumbuh tidak serempak alias memiliki fase perkembangan bervariasi.

Meski terlihat menyeramkan, cacar air tergolong penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya. Obat-obatan diperlukan untuk meringankan gejala, meskipun terkadang diperlukan obat antivirus, terutama bagi penderita dengan daya tahan tubuh lemah.

Varicella zoster sebagai virus penyebab cacar air memiliki sifat mudah menyebar sehingga penyakit ini cepat menular ke orang lain yang belum memiliki kekebalan. Risiko tertinggi pada anak-anak, meskipun dewasa juga bisa terkena varicella.

Untungnya, sudah tersedia vaksin cacar air yang efektif mencegah penyakit ini. Bagi yang sudah pernah mengalami tak perlu vaksin dan tak perlu takut tertular karena tubuh sudah memiliki kekebalan.

Nama lain: Varicella, varisela, varisela simpleks, chickenpox, cangkrang, cangkrangen.

Gejala & Tanda

Cacar air memiliki gejala khas, namun tetap memerlukan pemeriksaan oleh dokter untuk memastikannya.

Ciri-ciri dan gejala cacar air:

  • Demam ringan.
  • Sakit kepala.
  • Sakit perut.
  • Kelelahan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Badan lemas dan pegal-pegal.
  • Bersin dan hidung berair.
  • Ruam kulit. Berupa bintik kecil kemerahan, berubah menjadi lenting berisi cairan (vesikel), lalu kempes  dan berkeropeng.

Gejala cacar air yang paling khas adalah ruam yang muncul kurang lebih 14 setelah virus masuk ke dalam tubuh. Awal mulanya muncul di wajah dan sekitar leher, kulit kepala, dan dada, lalu kemudian menyebar ke lengan dan kaki.

Kemunculannya terjadi secara bertahap dan bertambah banyak selama 2 hingga 4 hari. Sehingga nampak adanya variasi, ada yang masih berupa bintik merah, vesikel, bahkan ada yang sudah berkeropeng (lihat gambar di atas).

Lepuhan pada kulit saling terpisah tidak bergerombol di satu tempat, ukurannya tak jauh berbeda satu sama lain. Lepuhan akan menjadi keruh setelah satu atau dua hari, kemudian lambat laun mengempis dan menjadi keropeng (berkerak).

Sementara itu, terbentuk lagi lepuhan yang baru dan begitu seterusnya hingga semuanya menjadi kering. Bahkan lepuhan tidak hanya di kulit, bisa juga muncul di mulut, vagina, dan di kelopak mata.

Sebelum muncul ruam dan lepuhan, seringkali diawali dengan gejala khas infeksi virus berupa gejala mirip flu (flue-like symptoms), seperti demam ringan, sakit kepala, hidung berair, sakit perut, serta badan lemas dan pegal-pegal.

Penyebab

Apa penyebab cacar air?

Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster, atau VZV. Virus varicella merupakan kerabat dari virus herpes dan terdapat di seluruh dunia.

Virus ini sangat mudah menyebar sehingga cacar air menjadi penyakit yang sangat menular. Virus dapat menyebar ke orang lain mulai dari 1 hingga 2 hari sebelum lepuhan (vesikel) muncul sampai semua lepuhan menjadi berkerak atau berkeropeng.

Seseorang dapat terkena cacar air dengan mudah melalui sentuhan kulit langsung dengan ruam atau lepuh aktif. Bahkan hanya dengan menghirup virus varicella ketika seseorang yang sakit bersin atau batuk. Saat itulah tetesan cairan yang terinfeksi virus menyebar ke udara.

Siapa yang lebih berisiko terkena cacar air?

Siapa saja yang belum pernah terkena dan belum mendapatkan vaksinasi, sedangkan di lingkungannya ada penderita cacar air yang siap menularkan.

Diagnosis

Bagaimana cara memastikan diagnosis cacar air?

Guna memastikan apakah yang dialami adalah cacar air atau penyakit lainnya, maka dokter perlu menggali melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik.

Pada wawancara medis akan didapati adanya riwayat kontak dengan penderita cacar air dan selanjutnya mengalami gejala-gejala infeksi virus. Selanjutnya, dari pemeriksaan fisik ditemukan ruam dengan karakteristik seperti dijelaskan di atas.

Jadi, untuk memastikan cacar air memang diperlukan pemeriksaan langsung oleh dokter. Mengingat ada beberapa penyakit yang memiliki penampakan mirip dengan cacar air, seperti herpes zoster, simpleks, impetigo, gigitan serangga, atau kudis.

Pengobatan

Bagaimana mengobati cacar air?

Bagi orang yang sehat, fokus pengobatan cacar air adalah mengatasi setiap gejala yang muncul. Obat-obatan nyeri yang dijual bebas seperti acetaminophen (parasetamol) dapat membantu menurunkan demam dan meredakan sakit kepala dan ketidaknyamanan umum.

JANGAN memberikan aspirin atau ibuprofen. Penggunaan aspirin telah dikaitkan dengan kondisi serius yang disebut sindrom Reye. Sedangkan Ibuprofen telah dikaitkan dengan infeksi sekunder yang lebih parah.

Berurusan dengan ruam dan lepuhan akan lebih menantang, terutama jika terjadi pada anak kecil yang mengalami kesulitan untuk menahan garukan pada ruam yang gatal. Untungnya, ada beberapa tips mengatasi hal ini, yaitu:

  • Mandi dengan berendam dalam bak berisi air dingin yang dicampur dengan oatmeal koloid atau soda kue.
  • Menerapkan lotion kalamin langsung ke lepuh yang terasa gatal dan mengganggu.
  • Hindari menggaruk atau menggosok bagian yang gatal.
  • Kenakan seprai yang dingin, ringan, dan longgar. Hindari mengenakan pakaian kasar, terutama wol, di area yang gatal.
  • Minum obat Antihistamin oral seperti Benadryl (diphenhydramine), Cetirizine, CTM, dan sejenisnya.
  • Penting juga untuk menjaga kuku anak-anak agar tetap pendek dan bersih.

Obat-obatan yang bertujuan melawan virus cacar air memang ada, tetapi tidak diberikan kepada semua orang. Mengingat daya tahan tubuh pada umumnya dapat mengusir virus setelah satu hingga dua minggu.

Berikut ketentuan pemberian antivirus pada cacar air:

  • Obat antivirus tidak diresepkan untuk anak-anak sehat yang tidak memiliki gejala parah.
  • Antivirus akan bermanfaat untuk orang dewasa dan remaja lebih dari 12 tahun, yang berisiko mengalami gejala yang lebih parah.
  • Obat antivirus mungkin sangat penting bagi mereka yang memiliki kondisi kulit (seperti eksim atau terbakar sinar matahari baru-baru ini), kondisi paru-paru (seperti asma), atau yang menggunakan terapi steroid.
  • Obat antivirus juga sangat penting bagi mereka dengan sistem daya tahan tubuh lemah, seperti orang dengan HIV/AIDS, kanker, menjalani transplantasi, kemoterapi, menggunakan obat-obatan imunosupresif.
  • Agar berfungsi dengan baik, obat harus dimulai dalam 24 jam pertama ruam.

Anak dengan cacar air tidak boleh kembali ke sekolah atau bermain dengan anak-anak lain sampai semua luka cacar air mengering. Begitu pula dengan dewasa, harus mengikuti aturan yang sama, sambil mempertimbangkan kapan harus kembali bekerja atau berada di dekat orang lain.

Komplikasi

Cacar air ini umumnya tidak menimbulkan komplikasi berbahaya. Kalaupun terjadi, lebih cenderung pada orang dewasa daripada anak-anak. Beberapa kemungkinan masalah sekunder yang disebabkan oleh cacar air termasuk infeksi kulit, pneumonia, ensefalitis atau radang otak, dan sindrom Reye (terkait dengan penggunaan aspirin pada anak-anak).

Orang-orang yang mungkin mendapatkan kasus cacar air yang serius dan mungkin berisiko tinggi mengalami komplikasi termasuk:

  • Bayi
  • Remaja
  • Orang dewasa
  • Wanita hamil
  • Orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau obat-obatan, misalnya,
    • Orang dengan HIV / AIDS atau kanker
    • Pasien yang pernah menjalani transplantasi, dan
    • Orang yang menjalani kemoterapi, obat imunosupresif, atau penggunaan steroid jangka panjang.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah cacar air?

Cara terbaik untuk mencegah cacar air adalah dengan mendapatkan vaksin cacar air. Setiap orang – termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa – harus mendapatkan dua dosis vaksin cacar air jika tidak pernah menderita cacar air atau tidak pernah divaksinasi.

Vaksin cacar air sangat aman dan efektif untuk pencegahan. Meskipun jika orang yang divaksinasi terkena cacar air, gejalanya biasanya lebih ringan dengan lepuh lebih sedikit atau tidak ada (mereka mungkin hanya memiliki bintik-bintik merah) dan demam ringan atau bahkan tanpa demam.